Suluk Lintang Lanang

Pikiran itu sampah. Ini penampungannya.

Selamat datang

Jika anda mencari sesuatu di sini, percayalah, anda takkan menemukan apa-apa.

Tentang Penulis

Setyo A. Saputro. Lahir dan besar di Karanganyar. Saat ini menjadi pekerja media di sebuah portal berita nasional.

Semacam Dialog Dalam Sebuah Pertemuan


'Tapi aku bukan penyair’
‘Apa hubungannya?’
‘Lalu gimana caranya?’
‘Cari tau.. kau kan lelakiku?’
Asu.

***

’Semalam aku ketemu Tuhan’
‘Di mana?
‘Mimpi’
‘Lalu’
‘Aku bilang.. Tuhan, bolehkah saya minta sepotong senja
‘Apa jawab-Nya?’
Buat apa?
‘Lalu?’
Pacar saya ingin memasangnya di dinding kamar. Cuma sedikit kok. Sepotong saja
‘Terus?’
‘Dia marah’
‘Gimana marah-Nya?’
Lambemu! Apa Aku bapakmu?! Begitu’
‘Lalu?’
‘Aku bangun’
‘Yahhhh….’, perempuan itu mendesah.
‘Abis sudah pagi. Aku kan harus kerja’
Perempuan diam saja.
‘Terus gimana sekarang?’
‘Ya kamu usaha lagi dong. Kalo perlu.. curi!’
‘Lho?’
‘Lho kenapa?’
‘Mencuri kan dosa?’
‘Tidak peduli! Pokoknya aku mau se-po-tong sen-ja! Es-e-en-je-a! Titik!’
Perempuan keras kepala.
‘Tapi aku benar-benar bukan Seno Gumira?’
‘Tapi kamu kan juga lelaki. Dia saja berani’, matanya mulai berkaca-kaca, ‘Kenapa sih kamu ga pernah mau tau apa yang aku inginkan?’
Sumpah mati. Lelaki itu benar-benar tak mengerti.
Masih kurang lagi? Bahkan segala sesuatu tentang diriku sudah sepenuhnya dia miliki?
‘Aku pulang dulu kalo begitu’
‘Aaahhh.. Selalu begituuu?’, bibir perempuan mecucu.
‘Bukan apa-apa. Tapi bir-ku keburu dingin’, lelaki mencari mata angin.



***


Casablanca, 25 Desember 2010

0 komentar:

Posting Komentar



 

different paths

college campus lawn

wires in front of sky

aerial perspective

clouds

clouds over the highway

The Poultney Inn

apartment for rent