
Biografi Sunyi
Tahukah kau, bahwa kesunyian yang kini mencekam ini terlahir beberapa hari yang lalu ketika sepasang pagi yang menderita bulimia memuntahkan darah putihnya di selembar kain sarung yang terhampar di depan mushola kampung kita?
Dan bahkan kupu-kupu bersayap ungu yang biasanya berdendang di seberang sendang itu-pun kini lebih memilih bungkam pura-pura tak mengenal suara.
Jadi jangan salahkan sang hari jika saat ini dia lebih memilih untuk mati, ketika senja semakin lama semakin menjauhi bekas tapak-tapak kaki yang kemarin kita ciptakan dari beberapa tetes keringat yang dicampur dengan sedikit penat.
Yang laknat.
Dan bahkan kupu-kupu bersayap ungu yang biasanya berdendang di seberang sendang itu-pun kini lebih memilih bungkam pura-pura tak mengenal suara.
Jadi jangan salahkan sang hari jika saat ini dia lebih memilih untuk mati, ketika senja semakin lama semakin menjauhi bekas tapak-tapak kaki yang kemarin kita ciptakan dari beberapa tetes keringat yang dicampur dengan sedikit penat.
Yang laknat.
aku jadi inget kertas-kertas puisimu yang berserakan di kamar dan tertempel di dinding..terima kasih pada teknologi, kertas-kertas itu kini berganti rupa menjadi ada namun tidak tersentuh raga..terus berkarya!