‘Nasi Murah Peduli Kasih’
; sebuah potret kedewasaan anak-anak negeri
‘Nasi Murah Peduli Kasih’ yang diadakan di GKJ Manahan Solo setiap adzan Magrhrib tiba, adalah sebuah agenda rutin yang diselenggarakan oleh GKJ Manahan Solo setiap memasuki bulan ramadhan. Tahun ini penyelenggaraan acara tersebut sudah memasuki tahun yang kesebelas. Dalam acara ini, ratusan umat muslim yang terdiri dari para pengayuh becak, tukang bangunan, dan umat muslim lain yang sedang menunaikan ibadah puasa, cukup membayar Rp. 500,- untuk bisa mendapatkan segelas teh hangat, kolak, semangkuk timlo, beserta dengan krupuk karak untuk menu berbuka puasa yang dipersiapkan oleh para ibu-ibu anggota gereja.
Lihat, betapa indah kedamaian yang tercipta ketika masing-masing pihak tak perlu mempermasalahkan arti dari sebuah perbedaan keyakinan. Tapi sayang, keindahan ramadhan ini harus dinodai ‘justru’ oleh umat yang harusnya merayakannya. Seperti yang kita ketahui, beberapa waktu yang lalu ‘front pembela islam’ melakukan tindakan yang teramat memalukan dengan merusak beberapa gerobak penjual makanan yang beroperasi di siang hari di sudut kota Ciamis, Jawa Barat, karena mereka merasa para penjual makanan itu tak menghormati umat islam yang sedang menunaikan ibadah puasa.
Dalam kasus ini, betapa terlihat begitu jauh perbedaan kedewasaan yang ada di antara kita dalam memaknai kata ‘penghormatan’.
Sekali lagi, angkat topi untuk GKJ Manahan…, dan bubarkan FPI ….!!!
‘Nasi Murah Peduli Kasih’ yang diadakan di GKJ Manahan Solo setiap adzan Magrhrib tiba, adalah sebuah agenda rutin yang diselenggarakan oleh GKJ Manahan Solo setiap memasuki bulan ramadhan. Tahun ini penyelenggaraan acara tersebut sudah memasuki tahun yang kesebelas. Dalam acara ini, ratusan umat muslim yang terdiri dari para pengayuh becak, tukang bangunan, dan umat muslim lain yang sedang menunaikan ibadah puasa, cukup membayar Rp. 500,- untuk bisa mendapatkan segelas teh hangat, kolak, semangkuk timlo, beserta dengan krupuk karak untuk menu berbuka puasa yang dipersiapkan oleh para ibu-ibu anggota gereja.
Lihat, betapa indah kedamaian yang tercipta ketika masing-masing pihak tak perlu mempermasalahkan arti dari sebuah perbedaan keyakinan. Tapi sayang, keindahan ramadhan ini harus dinodai ‘justru’ oleh umat yang harusnya merayakannya. Seperti yang kita ketahui, beberapa waktu yang lalu ‘front pembela islam’ melakukan tindakan yang teramat memalukan dengan merusak beberapa gerobak penjual makanan yang beroperasi di siang hari di sudut kota Ciamis, Jawa Barat, karena mereka merasa para penjual makanan itu tak menghormati umat islam yang sedang menunaikan ibadah puasa.
Dalam kasus ini, betapa terlihat begitu jauh perbedaan kedewasaan yang ada di antara kita dalam memaknai kata ‘penghormatan’.
Sekali lagi, angkat topi untuk GKJ Manahan…, dan bubarkan FPI ….!!!
0 komentar:
Posting Komentar