jalang itu tak lagi lajang
Sejak sekuntum kecup sang perawan mulai mendekat merayap menjilat celah bibir yang selama ini selalu bungkam lalu menelusupkan lidah yang basah penuh ludah menggelitik memenuhi ruangruang hampa tanpa udara tanpa sela tanpa jeda membekukan kebimbangan lalu memecahkannya bagai balokbalok es yang berpendar menjadi kristalkristal suci tanpa nama serta memahat lenguhlenguh nafas menjadi sekerat janin puisi berbentuk hati yang melukai jiwa para dewa dan memaksa Tuhan akhirnya bicara…
…Kun Fayakun…
…maka jadilah…
…maka jadilah…
0 komentar:
Posting Komentar