Selembar sajak tua yang tertempel di toilet wanita
Karena kita sepasang bayang-bayang telanjang…
…maka akan kupersembahkan sebongkah ka’bah sebagai sebuah hadiah…
Dan karena kita ini adalah sepasang bayang-bayang telanjang…
…maka akan kupotong selembar sajadah senja menjadi dua…
…satu untukmu….
dan satu lagi untuk selimut sang pagi….
Dan karena kita berdua ini hanyalah sepasang bayang-bayang yang telanjang,
Ingin rasanya kupenggal sayap-sayap malaikat,
lalu kutancapkan di balik punggungku,
Agar aku bisa merengkuhmu,
membawamu terbang merobek hujan…
Mencabik awan….
…hanya aku…,
…kau….
…dan puisi…
…maka akan kupersembahkan sebongkah ka’bah sebagai sebuah hadiah…
Dan karena kita ini adalah sepasang bayang-bayang telanjang…
…maka akan kupotong selembar sajadah senja menjadi dua…
…satu untukmu….
dan satu lagi untuk selimut sang pagi….
Dan karena kita berdua ini hanyalah sepasang bayang-bayang yang telanjang,
Ingin rasanya kupenggal sayap-sayap malaikat,
lalu kutancapkan di balik punggungku,
Agar aku bisa merengkuhmu,
membawamu terbang merobek hujan…
Mencabik awan….
…hanya aku…,
…kau….
…dan puisi…
0 komentar:
Posting Komentar