Aku Ingin Menjadi Garam
Besi sepasang. Memanjang. Ke depan. Drak drak drak drak... 'Teka teki TTS... Teka teki TTS...' , asongan cari makan (Teka Teki. Bukan misteri.). 'Korek gas tisu tisu... korek gas tisu tisu...' (Bakar. Atau tangisi. Mungkin maksudnya begitu...).
***
Satu lelaki. Satu novel cinta. Lembata. Satu Aqua. 'Tuhan, ijinkan aku menjadi garam...' . Bungkam. Bungkam. Bungkam. 'Sekali ini saja...'. Subhanallah subhanallah subhanallah.... 10... 20... 30... 40........ 100... 1000... se-entah...
***
Merah. Kuning. Hijau. Kadang ungu. Lapis legit itu.
'Aku suka...'
'Kenapa?'
'Entah. Mungkin cinta...'
'Ah... Kau bisa aja...' , manja.
Masa. Masa. Masa.
***
Drak drak drak drak... Di luar kelam. Tak ada hujan. Lokomotif menjerit. Kecup langit. 'Tuhan... aku ingin menjadi garam...' . Satu surau melintas, 'Itu rumahku... mungkin kita... ', suara itu. Dia tahu.
***
'Kau di mana nak?'
'Saya selalu di sini ibu'
'Kenapa kau tidak beranjak?'
'Saya tidak tahu'
'Pergilah. Menuju bahagia'
'Saya sedang melakukannya'
'Tidakkah kau sakit?'
'Bahkan kami sama-sama menjerit'
'Kau tidak apa-apa?'
'Saya hanya akan bahagia'
'Baiklah. Kau ingin didoakan?'
'Saya ingin menjadi garam'
Drak drak drak drak...
Di depan gelap. Simpan jawab.
Senja Utama Jakarta-Jogja
8 Des. 2009
*gambar diambil dari sini
0 komentar:
Posting Komentar