
'Ereksi' Bersama Sensual

Terus terang saya bukanlah seorang penikmat musik sejati yang sanggup berbicara banyak tentang tetek bengek dunia permusikan. Tapi tentu saja hal itu bukanlah sebuah alasan bagi saya untuk tidak bisa (dan tidak boleh) mengatakan bahwa pertunjukan Kamis malam lalu itu adalah pertunjukan musik yang bagus.
Menurut leaflet yang saya terima sebelum pertunjukan, gaya kelima musisi ini lebih tepat digambarkan sebagai Brazilian Jazz ’n Grooves. Tapi apalah arti sebuah nama, kata Shakespeare. Yang jelas, malam itu musik mereka berhasil membuat jiwa saya ereksi dan menari-nari. Terlebih lagi setelah beberapa bulan terakhir ini, seringkali pagi saya dirusak kawan-kawan dari tetangga kamar kos yang menyetel ST 12, D’Massive, Marvells, dan musik-musik (yang menurut saya) busuk, dengan volume yang tak begitu wajar bagi konsumsi telinga (saya).
Masih menurut leaflet y

Menikmati Sensual, saya benar-benar memahami pameo ’musik adalah bahasa universal’. Buktinya, Bahasa Portugis yang digunakan dalam keseluruhan lagu-lagu mereka (yang tak satu katapun saya pahami artinya), sama sekali bukan penghalang dalam usaha penyampaian aura yang termuat dalam musik mereka. Rasa riang gembira yang mereka bawakan sempat beberapa kali membawa jiwa saya melayang-layang dalam dunia asing tak bernama. Sementara aroma kesedihan yang ngelangut tak jarang membawa perasaan saya dalam sebuah kondisi kamar sepi bernama kesendirian.
Ya, mungkin penggambaran yang saya berikan di atas terdengar sedikit berlebihan. Saya sendiri juga tak begitu paham, apakah memang benar-benar perasaan semacam ini yang saya rasakan, atau karena sedari awal saya sudah menyiapkan diri untuk menerima kondisi indah seperti ini. Tak menutup kemungkinan juga, jika puja puji yang saya tulis di sini didasari kekeringan referensi musik yang saya cerna selama ini (Terakhir kali pertunjukan musik ’berkualitas’ yang saya nikmati adalah konser Rizky Summerbee & The Honeythief yang digelar di Teater Arena, Taman Budaya Jawa Tengah bulan Desember lalu).
Mungkin memang benar apa yang dikatakan salah seorang kawan selepas pertunjukan (yang kebetulan adalah seorang Music Director sebuah stasiun radio swasta di Solo, dan karenanya hampir pasti sense of music-nya jauh lebih mumpuni dibanding saya), bahwa seringkali improvisasi-improvisasi personel Sensual ’terlalu keluar jalur’. Menurut kawan saya tersebut, hal ini ’terlihat seperti upaya memamerkan skill masing-masing personel’. Dan akibatnya, ’proses kembalinya alunan musik ke jalur yang benar menjadi sedikit terkoyak'. Selain itu (masih menurut kawan saya), beberapa bagian dari pertujukan itu terdengar agak monoton dan membosankan.
Tapi bagaimanapun juga, keseluruhan pementasan malam itu bagi say

Applause for Sensual!!
*Foto-foto diambil dari http://www.bandasensual.com
0 komentar:
Posting Komentar