Tentang rumah kecil itu
Bagaimanapun juga sebelum selimut ajal mulai menjejal dan mematikan setiap indra dan denyut yang selama ini sebisa mungkin aku pertahankan, akan aku usahakan untuk membangun rumah itu demi mewujudkan impianku.
;Rumah yang berdiri di pinggir telaga dengan serumpun pepohonan bambu yang menaungi pelatarannya dan hamparan pasir pantai yang berserak rapi di sekelilingnya; dan tak lupa juga dengan sesobek kolam tempat dimana ikan-ikan mas yang akan kupelihara bisa berenang dengan riang mengitari pahatan bulan sabit yang kupotong dari kertas bekas bungkus kado ulang tahunku yang ketujuh belas dari mantan pacarku yang sudah mati kemarin lalu; juga surau mungil dengan kubah dari kaca berwarna jingga tempat dimana akan kubaca puisi-puisi rinduku yang binal tentang perjalanan kehidupan yang beberapa waktu lalu telah terpatahkan meski belum terpecahkan,
Dan akan kupastikan, rumah kecil di sudut kelokan sungai itu hanya akan bertetangga dengan jerit-jerit jengkerik yang mengerik tanpa mengenal kata siang ataupun malam, (karena waktu bukan lagi sesuatu yang berharga disana), apalagi ilalang yang menutup permukaan tanah disana bukanlah lantai beton perkotaan yang telah terkontaminasi asap knalpot mobil-mobil mewah milik para saudagar kaya penghisap darah sesama;
Dan hanya cat merah; merah yang indah; yang akan kusapukan untuk memberi warna untuknya.
Rumah kecil kita.
;Rumah yang berdiri di pinggir telaga dengan serumpun pepohonan bambu yang menaungi pelatarannya dan hamparan pasir pantai yang berserak rapi di sekelilingnya; dan tak lupa juga dengan sesobek kolam tempat dimana ikan-ikan mas yang akan kupelihara bisa berenang dengan riang mengitari pahatan bulan sabit yang kupotong dari kertas bekas bungkus kado ulang tahunku yang ketujuh belas dari mantan pacarku yang sudah mati kemarin lalu; juga surau mungil dengan kubah dari kaca berwarna jingga tempat dimana akan kubaca puisi-puisi rinduku yang binal tentang perjalanan kehidupan yang beberapa waktu lalu telah terpatahkan meski belum terpecahkan,
Dan akan kupastikan, rumah kecil di sudut kelokan sungai itu hanya akan bertetangga dengan jerit-jerit jengkerik yang mengerik tanpa mengenal kata siang ataupun malam, (karena waktu bukan lagi sesuatu yang berharga disana), apalagi ilalang yang menutup permukaan tanah disana bukanlah lantai beton perkotaan yang telah terkontaminasi asap knalpot mobil-mobil mewah milik para saudagar kaya penghisap darah sesama;
Dan hanya cat merah; merah yang indah; yang akan kusapukan untuk memberi warna untuknya.
Rumah kecil kita.
0 komentar:
Posting Komentar