Malam Diam
Dan pagi-pun seolah berkata :
‘Hai kawan…’,
ketika kubuka kancing mata untuk menemukan redup angin subuh yang membelai lembut retina…
aku diam tanpa gerakan….
bukan.. aku bukan marah kepadanya…
aku hanya sekedar tahu basa-basi yang dia lantunkan….
‘Apa kabar sahabat…?’
bisik sang siang ketika menemukanku terkapar di tengah tanah tandus tak kenal gerimis yang terkelupas tipis..
aku diam dalam lengang..
bukan… bukan karena muak…
aku hanya sekedar paham basa-basi yang dia ucapkan…
‘Sedang apa teman…?’
bisik sang senja ketika mendekatiku yang berdiri bungkam di pinggir telaga yang menempiaskan titik-titik air sisa hujan kemarin malam…
sekali lagi aku hanya diam…
bukan karena amarah… tapi sekali lagi hanya sekedar tahu…
Kutemukan diriku berdiri diatas tebing bersanding dengan bulan sabit yang terus menerus tersenyum genit dan dirubung ribuan bintang yang menari telanjang sambil meneriakkan lagu-lagu pujian yang menghanyutkan…
“Selamat pagi wahai sang malam…!!!’
teriakku lantang…
dan malam,
hanya diam.
‘Hai kawan…’,
ketika kubuka kancing mata untuk menemukan redup angin subuh yang membelai lembut retina…
aku diam tanpa gerakan….
bukan.. aku bukan marah kepadanya…
aku hanya sekedar tahu basa-basi yang dia lantunkan….
‘Apa kabar sahabat…?’
bisik sang siang ketika menemukanku terkapar di tengah tanah tandus tak kenal gerimis yang terkelupas tipis..
aku diam dalam lengang..
bukan… bukan karena muak…
aku hanya sekedar paham basa-basi yang dia ucapkan…
‘Sedang apa teman…?’
bisik sang senja ketika mendekatiku yang berdiri bungkam di pinggir telaga yang menempiaskan titik-titik air sisa hujan kemarin malam…
sekali lagi aku hanya diam…
bukan karena amarah… tapi sekali lagi hanya sekedar tahu…
Kutemukan diriku berdiri diatas tebing bersanding dengan bulan sabit yang terus menerus tersenyum genit dan dirubung ribuan bintang yang menari telanjang sambil meneriakkan lagu-lagu pujian yang menghanyutkan…
“Selamat pagi wahai sang malam…!!!’
teriakku lantang…
dan malam,
hanya diam.
0 komentar:
Posting Komentar