Lalu Tentang Mata Angin
‘Aku berangkat dulu’, katamu
‘Kesana aku menuju’, kau maju
Ah, betapa kaki-kaki kita begitu lemah ternyata
Bahkan sekadar mencari cerita yang seharusnya-pun tak punya daya
‘Bukankah seharusnya kesana? Sepintas tadi kulihat jalan keluarnya?’
Lalu kau todongkan matamu, ‘Kenapa ikuti aku?’
Bukan apa-apa
Tapi membiarkanmu dalam ketersesatan adalah dosa besar bagiku
‘Lebih mudah menelan batu’
***
Casablanca, 18 Desember 2010
‘Kesana aku menuju’, kau maju
Ah, betapa kaki-kaki kita begitu lemah ternyata
Bahkan sekadar mencari cerita yang seharusnya-pun tak punya daya
‘Bukankah seharusnya kesana? Sepintas tadi kulihat jalan keluarnya?’
Lalu kau todongkan matamu, ‘Kenapa ikuti aku?’
Bukan apa-apa
Tapi membiarkanmu dalam ketersesatan adalah dosa besar bagiku
‘Lebih mudah menelan batu’
***
Casablanca, 18 Desember 2010
0 komentar:
Posting Komentar